Treynor Ratio to Measure Islamic Stock Performance in Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.14421/fourier.2019.81.1-13Keywords:
Islamic Finance, Islamic Performance Stock, Risk Free Return, Treynor RatioAbstract
Treynor Ratio merupakan model pioner inovatif ukuran kinerja saham yang dikemukakan Jack Treynor pada tahun 1965 yang terdiri atas 3 (tiga) komponen, yaitu return saham, return bebas risiko, dan beta saham. Banyak penelitian mendekati return bebas risiko dengan suku bunga termasuk saat mengukur kinerja saham syariah, sedangkan suku bunga dilarang dalam konsep keuangan islam. Tulisan ini membahas variabel alternatif untuk mendekati return bebas risiko selain dengan suku bunga (BI-Rate), yaitu dengan 4 (empat) pendekatan, yaitu: menghilangkan suku bunga, mengganti dengan zakat rate, mengganti dengan inflasi, dan mengganti dengan gross domestic produc (GDP) pada model Treynor Ratio yang diimplementasikan pada pasar modal syariah di Indonesia periode Januari 2011-Juli 2018. Hasil yang diperoleh adalah terdapat kesesuaian yang sangat tinggi hasil pengukuran model Treynor Ratio dengan suku bunga dengan keempat model lainnya. Namun, model-model tersebut tidak menjamin bahwa saham yang memilki kinerja terbaik pada saat ini akan memilki kinerja terbaik dimasa yang akan datang atau sebaliknya. Dilihat dari kedekatan hasil pengukuran kinerjanya, kelima model Treynor Ratio tersebut dapat dikelompokan jadi 2 (dua), yaitu model dengan suku bunga, model dengan inflasi, dan model dengan GDP sebagai kelompok pertama, sedangkan model tanpa suku bunga dan model dengan zakat-rate sebagai kelompok kedua.
[Treynor Ratio is an innovative pioneer model the size of stock performance proposed by Jack Treynor in 1965 which consists of 3 (three) components, namely stock returns, risk free returns, and stock beta. Many studies approach risk-free returns with interest rates, including when measuring the performance of Islamic stocks, while interest rates are prohibited in the concept of Islamic finance. This paper discusses alternative variables to approach risk-free returns other than interest rates (BI-Rate), namely with 4 (four) approaches, namely: eliminating interest rates, changing zakat rates, changing inflation, and substituting gross domestic products (GDP) in the Treynor Ratio model that is implemented in the Islamic capital market in Indonesia for the period January 2011 - July 2018. The results obtained are very high conformity in the measurement results of the Treynor Ratio model with interest rates with the other four models. However, these models do not guarantee that stocks that have the best performance at this time will have the best performance in the future or vice versa. Judging from the closeness of the results of performance measurement, the five Treynor Ratio models can be grouped into 2 (two), namely models with interest rates, models with inflation, and models with GDP as the first group, while models without interest rates and models with zakat-rate as second group.]
Downloads
References
[2] Ashraf, D., 2013. Performance evaluation of Islamic mutual funds relative to conventional funds: Empirical evidence from Saudi Arabia, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 6 Issue: 2, pp.105-121,
[3] Ayub, M., 2009. Understanding Islamic Finance: A-Z Keuangan Islam. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
[4] Batuparan, D.S., 2000. BEI NEWS: Mengapa Risk Management? Edisi 4. Jakarta: Bursa Efek Indonesia (BEI)
[5] Djaddang, S., dan Susilawati, 2016. Kinerja Saham Syariah dan Konvensional: Aplikasi Model Jensen. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 12, No. 2, September 2016, 149-168
[6] El-Ashker, A. A. F., 1987. The Islamic Business Enterprise. London: Croom Helm
[7] Hamzah, A., dan Yohanes, A., 2014. Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dengan Reksadan Konvensional Jenis Saham pada Periode 2008-012. Jurnal MIX, Volume IV, No. 3, Okt 2014. Hal: 396-409
[8] Hanafi, M. M., dan Hanafi, S.M., 2012. 'Perbandingan Kinerja Investasi Syariah dan Konvensional: Studi pada Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Indeks LQ45'. Ekbisi: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. VII. No.1
[9] Hanif, M., 2011. ‘Risk and Return under Shari’a Framework an Attempt to Develop Shari’a Compliant Asset Pricing Model SCAPM’. Pakistan Joural of Commerce and Social Scinces 5:2
[10] Hasbullah, E. S., Mohd, I. B., Mamat, M., Sukono., Rusyaman., E., 2013. Analisis Perbandingan beberapa Saham Syariah dengan Menggunakan Model Volatilitas Tak Konstan. Statistika Vol 13 No 1 Mei 2013. Hal: 25-31
[11] Huda, N., 2017. Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Konvensional periode 2012-2015. Iqtishadia: Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam. Volume 10 No. 2 2017
[12] Jansen, M. C., 1967. 'The Performance of Mutual Funds in The Period 1945-1964. Journal of Finance, Vol. 23 No.2
[13] Jogiyanto, H., 2007. Teori Portofollio dan Analisis Investasi, Edisi kelima. Yogyakarta: BPEE
[14] Kurniawan, R. D., dan Asandimitra, N., 2014. Analisis perbandingan Kinerja Saham Syariah dan Kinerja Saham Konvensional. Jurnal Manajemen, Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014.
[15] Kusumawati, R., 2016. Analisis Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah dengan Menggunakan Metode Sharpe. Jurnal Info Artha. Vol. 4 Edisi Juli 21016. Page: 151-170
[16] Lestari, W. R., 2015. Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham Konventional. Jurnal Magister Managemen. Vol. 01. No. 1 Januari 2015
[17] Mansor, F., Bhatti, M. I., 2011. The Islamic Mutual Fund Performance: New Evidence on Market Timing and Stock Selectivity. International Conference on Economics and Finance Research (ICEFR 2011).
[18] Merdad, H., Hassan, M. K., dan Alhenawi, Y., 2010. Islamic Versus Conventional Mutual Funds Performance in Saudi Arabia: A Case Study. JKAU: Islamic Econ., Vol 23. No. 2, pp: 157-193
[19] Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. 2018. Statistik Pasar Modal Syariah Indonesia: Juli 2018. http://www.ojk.go.id/
[20] Qudratullah, M. F., 2017. “Statistik Nonparametik: Teori Contoh Kasus dan Aplikasi dengan SPSS”. Yogyakarta: Penerbit Andi
[21] Redman, L. A., Gullet, N. S., & Manakyan, H. 2000. The performance of global and international mutual funds. Journal of Financial and Strategic Decisions, 13(1), 75-85.
[22] Rumintang, A. G., dan Azhari, M., 2015. Comparative Analysis of Performance of Conventional Equity Fund and Syariah Equyty Fund using Sharpe, Treynor, and Jansen Method in 2014. e-Proceeding of Management: Vol.2, No.2, Agustus 2015
[23] Setiawan, C., and Oktariza, H., 2013. Syariah and Conventional Stocks Performance of Public Companies Listed on Indonesia Stock Exchange. Journal of Finance and Economics. Vol. 3. No. 1. Jully 2013. Pp. 51-64
[24] Sharpe, W. F., 1966. 'Mutual Fund Performance'. The Jurnal of Business. Vol. 39. No. 1 Part:2
[25] Sheikh, S. A. 2010. ‘Corporate Finance in an Interest Free Economy: An Alternate Approach to Practiced Islamic Corporate Finance’.
[26] Sudarsono, H., 2003. 'Bank dan Lembaga Keuangan Syariah'. Edisi 2. Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas FE UII Yogyakarta
[27] Suprapto, J. 2004. 'Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi'. Jakarta: Rineka Cipta
[28] Tandelilin, E., 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio'. Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
[29] Tomkins, C., & Karim, R. A. A. 1987. The Shari’ah and Its Implications for Islamic Financial Analysis: An Opportunity to Study Interactions Among Society, Organization and Accounting. The American Journal of Islamic Social Sciences, 4(1), 101-115. 2016. 69-82
[30] Treynor, J. L., 1965. 'Haw to Rate Management of Investment Funds'. Harvard Business Review XLIII. pp 63-75
[31] Utami, R. dan Nugraha, M. P. K., 2011. Analisis Kinerja Saham Syariah dan Pengaruhnya terhadap Respon Pasar pada Perusahaan yang Tercatat di Jakarta Islamic Indeks. Jurnal Reviw Akuntansi dan Keuangan. Vo.1 No. 2. Oktober 2011. 161-172
[32] Van Horne, J. dan Wachowics, Jr., J. M., 1992. Fundamentals of Financial Management. Prentice-Hall International Edition, eigth edition.
[33] Wiesinger, A., 2010. Risk-Adjusted Performance Measurement - State of the Art. Switzerland: University of St. Gallen (HSG), St. Galllen